-->

Review Japanese Movie: Sayonara Made no 30 pun (2020)

 


Aki Miyata (Mackenyu Arata) adalah seorang seorang musisi, ia membentuk sebuah band bersama teman-teman SMA dan kekasih yang ia temui di festival music musim panas. Dia sangat mencintai band dan kekasihnya lebih dari apa pun. Aki memiliki kepribadian ceria, humoris dan optimis terhadap masa depan, namun ia terlalu membanggakan dirinya dan sedikit kurang bisa menerima pandangan orang lain. Ia dan teman-temannya berjuang agar bisa tampil di festival band musim panas. Sayangnya, menjelang hari H, band mereka melalui sebuah konflik internal. Aki menyendiri di sebuah tempat bekas kolam renang. Ketika perjalan pulan ia mengalami kecelakaan dan meninggal.

Sota Kubota (Takumi Kitamura) adalah mahasiswa tingkat akhir yang sedang sibuk mencari pekerjaan. Ia memiliki karakter introvert dan susah bergaul, diam-diam memiliki hobi menciptakan lagi. Ibunya meninggal ketika SMP. Dia memiliki tempat favorit untuk menyendiri, yaitu tempat dimana Aki sering kunjungi untuk membuat lagu.

1 tahun setelah Aki meninggal. Sota yang sedang melalui kegagalan terus menerus dalam interview pekerjaan, menyendiri di tempat bekas kolam. Tak sengaja ia menemukan tape kaset pita. Ketika ia mencoba memutar alat itu, tanpa sadar jiwanya keluar dan tergantikan sosok Aki yang sudah meninggal. Aki yang berada di dalam tubuh Sota lantas lari dan mencari pacarnya, Kana (Sayu Kubota). Saat ia sudah menemukan Kana dan memeluknya, jiwa Sota masuk kembali ke tubuhnya dan Kana pun kaget karena ia tak mengenal Sota. Dari sini Sota & Aki saling mengenal dan membuat kesepakatan, Aki memiliki kesempatan masuk ke dalam tubu Sota selama tape kasetnya beputar atau sama dengan 30 menit.


Aki akan membantu Sota dalam interview kerja dan Sota akan membantu untuk menemui teman-teman band dan Kana. Berkali-kali mereka bertukar jiwa, hingga mereka tak sadar bahwa kenangan mereka saling bertumpuk sehingga mengakibatkan memperpendek durasi Aki di dalam tubuh Sota dan waktu Aki di dunia juga semakin berkurang. Sota yang awalnya lebih banyak diam, akhirnya mengutarakan amarahnya dan ia ingin diakui. Aki pun merasa bahwa lama kelamaan tempatnya telah tergantikan oleh Sota, ia pun juga cemburu dengan kedekatan Sota & Kana. Kana yang tak menangis saat Aki meninggal akhirnya bisa menangis juga ketika ia harus membuang kenangannya berupa lagu-lagu dari Aki, tapi fakta ia tak akan pernah bisa melupakan Aki.

Aki membuat kesepakatan terakhir dengan Sota, sebelum jiwanya pergi dari bumi. Band yang Aki bangun dengan teman-temannya dulu akhirnya mendapat undangan untuk tampil di festival band musim panas, tentu Sota yang menjadi vokalisnya. Aki ingin merasakan bernyanyi di atas panggung impiannya bersama teman-temannya. Sota menyanggupi, ia juga bersiap untuk jujur kepada mereka bahwa Aki ada di sekitar mereka. Tapi, Aki memilih untuk bungkam dan ingin menunjukan bahwa keberhasilan band saat ini karena kinerja Sota, bukan dia.

 

Review



Waaa, aku ngerasa baru kali ini terkesima sama ketampanan dan kualitas akting Mackenyu! Aku beberapa kali nonton film dia, cuman kayak masih biasa aja wkwk. Sewaktu plotnya udah naik, kerasa banget perubahan perasaannya, bikin sedih. Akting Takumi di sini juga bagus, berubah menjadi Aki & Sota ngga mudah lho, karena mereka itu dua keribadian yang beda banget.

Satu hal yang aku sukai dari film ini tuh cinematography indah banget, padahal sutradaranya belum terlalu banyak memiliki portofolio. Lagu-lagu di film ini juga soooo deep, saying banget cerita anggota bandnya kurang digali lebih. Overall aku nyaman dan suka nonton film ini, sempet hampir bikin nangis. Btw, Sayu Kubota mirip banget sama Takei Emi wkwk.




No comments:

Post a Comment