-->

(Review) Netflix Juvenile Justice (2022) dan Kisah Nyata Dibaliknya

Juvenile justice review

Aku akhirnya selesai menonton Juvenile Justice. Drama comeback dari Kim Hye-soo, Kim Moo-yeol & Lee Sang-min. Trio aktor yang kualitasnya ngga diragukan lagi. Di sutradari oleh Hong Jong-chan (Life, The Most Beautiful Goodbye, Dear My Friends) dan ditulis oleh Kim Min-seok. Juvenile Justice merupakan Netflix Original Series. 


Juvenile Justice sebenarnya cukup dark, karena menggambarkan tragedi anak-anak dibawah umur. Kisahnya dimulai dari Hakim Sim Eun-seok (Kim Hye-soo) yang dipindahkan ke divisi kasus kriminal yang melibatkan remaja dan anak-anak. Hakim Sim dikenal tegas dan tak segan-segan memberikan hukuman maksimal bagi setiap kasus yang ditanganinya. Ia sangat membenci kejahatan yang dilakukan oleh anak-anak, karena si pelaku tak akan mendapat hukuman setimpal sekalipun yang mereka lakukan adalah kejahatan fatal.

Juvenile justice review

Juvenile justice review

Hakim Sim tidak sendiri, ia satu ruangan dengan Cha Tae-joo. Hakim junior yang lembut, baik hati dan penyayang. Mereka dikepalai oleh Hakim Kang (Lee Sang-min), seorang Hakim yang cukup terkenal karena sudah 22 tahun berkarir dan sering mendapat undangan menjadi panelist di televisi. 


Juvenile Justice memiliki 10 episode dan 8 kejahatan yang dirangkum menjadi 6 kasus. Untuk detail per kasusnya, kalian bisa menontonyya sendiri HAHAHA. Semua kasus di Juvenile Justice diambil dari kasus nyata di Korea Selatan. Aku nyoba merangkum sedikit, kalo kamu kepo, bisa search di google yah!

Juvenile justice review

Incheon Elementary School Murder Case

Seorang remaja cewek usia 16/17 tahun menculik dan membunuh seorang anak perempuan berusia 8 tahun. Mayatnya ditemukan pada tanggal 24 Maret 2017. Sangat mirip dengan versi penggambaran di drama, si pelaku bertemu dengan korban di taman Yeonsu-gu. Si mayat korban juga di mutilasi dan dibungkus menjadi 2 kantong kresek, kemudian diletakan di water tank di rooftop apartemen. Ia mendapat hukuman penjara selama 15 tahun.

Sumber: Klik


Sookmyung Girls' High School Exam Paper Leak Case

Pelakunya ngga sebanyak di drama. Dan memang benar adanya, bahwa pelaku adalah dari kalangan keluarga kaya. Kasus ini sering disebut Sookmyung Twin Sister. Sookmyung Girls' High School sendiri adalah sekolah elit di wilayah Gangnam. Ayah dari anak kembar tersebut adalah seorang guru di sekolah yang sama dengan kedua putrinya. Awal ketahuannya bukan dari sesama guru, melainkan dari wali murid yang curiga dengan perubahan ranking secara drastis dari kedua anak tersebut. Si ayah dihukum, sedangkan kedua putrinya mendapat bimbingan dari pengadilan.

Sumber: Klik


Daejeon Middle School Student Rental Car Theft Accident

Kasus ini dikenal dengan nama Chokbeop Boy. Pada tanggal 29 Maret 2020, Daejeon Dongbu Police menangkap 8 anak berusia 13 tahun yang ketahuan mengendarai mobil tanpa menggunakan SIM dan mobil curian dari jasa rental. Persis seperti di drama, mereka berusaha kabur dan menabrak seorang pengendara motor hingga meninggal. 

Kasus ini membuat masyakarat marah dengan UU Pembatasan Hukuman terhadap kejahatan di bawah usia 14 tahun. Mereka membuat petisi untuk merevisi UU ini, hingga terkumpulah lebih dari 1 juta tanda tangan. 

Sumber: Klik


Yongin Apartment Brick Throwing Death Case

Pada bulan Oktober 2015, seorang wanita berusia 55 tahun meninggal di tempat akibat terkena batu bata dan juga ditemukan wanita 29 tahun yang cedera parah akibat hal yang sama. Pelaku dari kasus ini adalah anak berusia 9 tahun dan 11 tahun. Alasan mereka melakukan hal itu sama dengan di drama, yaitu ingin mempraktekan materi gravitasi.


Incheon Middle School Gang Rape

Kisah aslinya ada dua kejadian yang sama-sama terjadi di Incheon pada Februari 2018 dan Desember 2019. Keduanya memiliki kesamaan yaitu pelaku berusia dibawah 15 tahun. Sesuai UU, mereka tidak akan mendapat hukuman berat. Untuk korban 2018 telah melakukan bunuh diri, 5 bulan setelah kasus tersebut mencuat, dia mengalami trauma berat dan depresi karena lingkungannya tak menerimanya. 

Sumber: Klik


(Review) Netflix Juvenile Justice (2022)


First of all, sebagai fans drama bergenre hukum, drama ini ada keanehan. Yaitu letak tersangka ketika diadili kok di tengah ruangan menghadap hakim ya? Bukannya harusnya di sebelah kanan hakim dan saling berhadapan dengan jaksa? Agak mengganggu mata, tapi masih bisa dimaafkan.


Chemistry antara Kim Moo-yeol dan Kim Hye-soo disini beneran terasa. Meski karakter mereka bertolak belakang di drama ini, namun hubungan Hakim Sim & Hakim Cha memberikan aku insight banyak dari cara mereka menyelesaikan kasus. Setiap kalimat apa yang diucapkan Hakim Sim juga penuh arti, meski penampakannya seperti tak peduli.

Banyak banget hikmah dan pelajaran dari Juvenile Justice, ada satu kalimat yang membekas di aku.

"Anak tidak bisa tumbuh sendirinya" - Hakim Sim

Karena bagaimana pun, apa yang terjadi pada si anak, merupakan sebab-akibat dari apa yang terjadi di lingkungannya. Keluargalah yang paling dekat, sehingga pembentukan karakter dan cara pandang tentunya berawal dari sana. Apabila keluarganya tak baik-baik saja, pasti akan meninggalkan luka terhadap si anak. Dari luka tersebut dapat berubah menjadi berbagai bentuk, salah satunya kejahatan. 

Juvenile justice review

Applause setinggi-tingginya untuk akting Kim Hye-soo! Semua emosi beneran bisa tersampaikan dengan baik ke penonton, apalagi setiap perubahan emosi terlihat dari sorot matanya. Overall, Juvenile Justice berhasil memberikan efek hangover ke aku untuk beberapa hari, sambil nunggu hari Sabtu yang penuh drama bagus. 

No comments:

Post a Comment