Joseon Exorcist merupakan drama baru SBS yang tayang pada hari Senin-Selasa. Drama ini dibintangi sederet aktor yang sudah tidak diragukan kualitasnya, Kam Woo-sung, Jang Dong-yoon dan Park Sung-hoon, disutradarai oleh Shin Kyung-soo (3 Days. Nokdu Flower, Tree With Deep Roots) dan ditulis oleh Park Kye-ok (Mr. Queen, Doctor Prisoner). Tayang perdana dengan rating memuaskan, namun harus dipaksa berhenti karena kecerobohan tim produksi.
Well, drama ini termasuk wishlistku bareng Navillera.
Niatnya aku akan menonton minggu depan, karena aku masih mengutamakan Mouse
& Vincenzo. Trio aktor menjadi alasan kenapa drama ini wajib untuk
ditonton, karena akting mereka no kaleng-kaleng. Aku cukup kaget ketika Joseon
Exorcist penuh dengan kontroversi. Setelah aku tonton, Joseon Exorcist memang
layak untuk dihentikan. Too many things bother my eyes. Aku mencoba untuk
merangkumnya di sini :
Fashion Stylist Joseon Exorcist yang Bukan Joseon Banget!
Sejak awal pembuka drama, mataku sudah gatel melihat jaket
besi si Raja dan pasukan yang ala Eropa. Aku ngga pernah menemui ini di drama
Saeguk sebelumnya. Di tambah baju para meteri yang terlihat bukan Joseon
banget! Tutup kepala Menteri dan Pegawai Kerajaan yang justru lebih mirip
dengan tutup kepala orang-orang di drama China. Jika kamu teliti dengan baju
para pemain, kamu akan sadar banyak yang nyeleweng. Misal, pola baju Pangeran
Mahkota, style baju dan rambut si Shaman (dia kayaknya paling banyak banjir
kritik), dan Eo-ri.
Makanan China di Joseon Exorcist dan Pendeta
Ini menarik, karena banyak yang mengira bahwa alasan Joseon
Exorcist dikritik hanya karena alasan ini. Ketika aku nonton, memang parah
banget sih. Tempat minum juga memakai gaya khas China, bukan teko kecil ala
Joseon. Pada adegan makan-makan ini, terlihat banget si Pangeran Chungnyeong
sangat menghormati para pastor dengan menuangkan minum kepada mereka dan
seolah-olah terlihat lemah di mata mereka. Keturuan Raja tak seharusnya seperti
itu. Pun setahuku, justru Joseon cukup anti dengan budaya barat. Katolik baru
diterima oleh Joseon di abad ke-18, bukan 14 sesuai setting waktu drama ini.
Penggambaran Sejong atau Pangeran Chungnyeong yang Kelewatan
King Sejong adalah Raja yang paling dihormati oleh bangsa
Korea. Namun, penggambaran karakternya kurang kuat di Joseon Exorcist. Ia juga
kurang bangga dengan garis keturunan dan legitimasinya sebagai keturunan Raja.
Padahal, jika sesuai fakta sejarahnya, Sejong sangat bangga dengan leluhurnya
bahkan ia menciptakan lagu yang sekarang menjadi peninggalan sejarah.
Penggambaran King Taejong
King Taejong adalah raja ketiga Dinasti Joseon sekaligus
pendiri dinasti ini. Kamu bisa melihat bagaimana sifatnya di My Country: The
New Age atau Six Flying Dragon. Yang jelas King Taejong versi Joseon Exorcist
lumayan beda penggambaran karakternya. Taejong memang sedikit tepramental,
namun hatinya lemah lembut dan mudah peka dengan lingkungan. Ia dikenal sebagai
Raja yang selalu melindungi rakyatnya dari serangnya orang luar, naming di
drama ini ia justru memandang rakyatnya adalah musuhnya. Di sejarah aslinya,
Taejong sangat kehilangan dan mogok makan berhari-hari ketika anak laki-laki
bungsunya meninggal karena sakit, namun di Joseon Exorcist ia justru mengurung
anaknya di ruangan dingin dan berencana membunuhnya.
Empat alasan itu yang membuatku terganggu ketika menonton
Joseon Exorcist. Adegan Pangeran Mahkota & Eori juga gajelas, pengen tak
skip aja, haha. Aku sempat baca-baca alasan orang Korea kenapa sangat marah
dengan drama ini. Aku mencoba merangkum beberapa insight alasan mereka
memboikot Joseon Exorcist dan aku cukup tercerahkan.
- Rombongan Sadangpae (Dongjun dkk) yang berbicara kepada kelas atas tanpa sopan santun dan honorific.
- Pangeran yang diperbolehkan terbuka mengenai hubungan terlarangnya.
- Drama ini menggunakan dialek Nong-Ak-Mu, meskipun dialek ini memiliki irisan sejarah dengan Korea, namun Nong-Ak-Mu diakui sebagai warisan budaya China.
- Uiju merupakan wilayah Joseon saat itu, namun SBS mengatakan bahwa wilayah ini adalah perbatasan milik China. Saat ini Uiju menjadi milik Korea Utara. Joseon tidak memiliki batas jelas di daratan dengan China, mereka dipisahkan oleh laut. Tapi, pada drama ini digambarkan mereka memiliki perbatasan daratan.
- Scoring drama menggunakan instrument China. Jujur, aku ngga terlalu sadar sih haha, setelah nonton kedua kali untuk mengumpulkan screenshoot, baru sadar.Pangeran Mahkota Yangmyeong yang menggunakan pedang China.
- Shaman belum ada apada Joseon abad ke-14, pun penggambaran Shaman di Joseon Exorcist jauh dari realita.
- Interior yang berbeda dari istana Joseon yang seharusnya. Warna merah yang identic dengan China sangat mendominasi.
- Penulis yang dikontrak oleh perusahaan China.
Sedih banget SBS memutuskan drama ini dihentikan dan mendapat gugatan dimana-mana. Masuk petisi presiden, dituntut Jeonju Lee (Lee keturunan kerajaan), dan diputus kontrak iklan sebanyak itu. Di luar semua kontrovesi di atas, Joseon Exorcist memang seru buat diikuti, sampe detik ini banyak penonton luar Korea yang menuntut agar drama ini tetap tayang. Namun, sebagai penikmat luar kita harus menghargai, ini sejarah bukan main-main. Ibarat kalau sinetron Indonesia menggunakan budaya Malaysia, apakah kita baik-baik saja? Engga kan?
Sejujurnya aku juga merindukan drama Saeguk yang benar-benar
Saeguk. Mr. Queen kemarin memang bagus, namun belum aku ketegorikan The Real
Saeguk karena cukup banyak fiksinya. Ada drama Saeguk baru yang masuk
radarku, yaitu Bossam, baru akan tayang Mei 2021. Ada drama lain yang dibintangi Kim Yoo-jung
& Ahn Hyo-seop, tapi masih belum tertarik mengikutinya. Tahun ini
Saeguk memang merajalela, karena pemerintah Korea juga menggratiskan untuk sewa
tempat agar menarik wisatawan berlibur ke Korea Selatan.