-->

Korean Movie Review : Samjin Company English Class (2020)

 

Review Samjin Company English Class

Samjin Company English Class (삼진그룹 영어토익반) merupakan film box office yang mendapat peringkat pertama sejak rilis dan bertahan hingga akhirnya digeser oleh Collectors. Film ini tayang serentak pada 21 Oktober 2020. Samjin Company English Class berhasil meraup 1,5 Juta penonton (Data Kobiz). Bekal ini yang akhirnya membuat aku menonton film ini.

Berlatar 1995, Samjin Company English Class berkisah tentang Lee Ja-young (Ko Ah-sung), Jung Yoo-na (Esom), dan Sim Bo-ram (Park Hye-soo) yang menjalin persahabatan sebagai sesama karyawan di Samjin. Karena hanya berstatus lulusan SMA, ketiganya terpaksa menerima tugas-tugas, yang melalui kacamata patriarki, dianggap sebagai “pekerjaan wanita” sebagaimana disebut di atas. Padahal Ja-young bergabung demi terlibat penelitian, sedangkan Bo-ram adalah si jenius mantan juara olimpiade matematika. Yoo-na? Karirnya hancur akibat dituduh menggoda atasan, walau kenyataannya, ialah yang mengalami pelecehan.

Kesempatan terbuka, sewaktu Samjin menjanjikan promosi bagi karyawan yang memperoleh nilai 600 atau lebih dalam ujian TOEIC (Test of English for International Communication). Mereka pun mengikuti kelas Bahasa Inggris, berharap sukses meraih peluang itu. Tanpa disangka, di tengah-tengah proses, Ja-young secara tidak sengaja mengetahui rahasia kelam perusahaan, yang berpotensi membahayakan nyawa banyak orang, dan melibatkan jajaran pemegang kuasa di Samjin. Trio sahabat ini berusaha untuk mencari tahu dan menyelesaikan masalah ini.


Review Samjin Company English Class

Sutradara Lee Jong-pil (juga menulis naskah) tahu cara menciptakan nuansa empowering melalui gambar-gambar yang walau klise dan agak berlebihan terkait usaha memanipulasi emosi, efektif memancing sorakan penonton. Wanita-wanita yang berjalan beriringan dalam gerak lambat, atau ketika para karyawan membentuk guard of honour sebagai bentuk penghormatan kepada mereka, merupakan beberapa contoh.

Samjin Company English Class sejatinya memberikan twist, namun terkesan berlebihan. Fokus utamanya perihal investigasi trio protagonis mengenai “siapa dalang segala kekacauan di Samjin”, yang secara bersamaan juga memperjuangkan hak para karyawan wanita. Dan seperti banyak sajian crowd-pleaser Korea Selatan yang menyelipkan elemen misteri yang dikemas kompleks, sementara twist-nya hadir bertumpukan, saling menyusul sebelum penonton sempat mencerna kejutan sebelumnya. Plot yang sedikit lambat dan twist bertubi-tubi, sempat membuat aku menahan kantuk dipertengahan film.

Judul film ini sebenarnya agak ngga 'masuk' dengan jalan ceritanya. Saya sempat membayangkan Samjin Company English Class akan seperti I Can Speak, dimaa pemain belajar bahasa inggris untuk menyelesaikan konflik, namun ternyata angan-anganku tak terwujud. Saya sedikit paham dengan maksud penulis. Berkat kelas itu, para wanita Samjin dapat bersatu memecahkan berkas-berkas rahasia yang tertulis dalam Bahasa Inggris. Dari situ pula, pesan soal “melawan invasi asing” tersampaikan, di mana wanita-wanita Korea dengan bekal pendidikan tak seberapa tinggi ini, mampu mengalahkan pihak asing menggunakan bahasa musuh mereka sendiri. Namun bahan ini terkesan tak solid. Proses belajarnya tak benar-benar mempengaruhi film ini.


Kelebihan Samjin Company English Class adalah chemistry tiga pemain utama yang luar biasa. Sebagai sahabat yang saling menyokong di saat kesulitan, saling mengisi dengan kelebihan masing-masing, sembari melahirkan interaksi mengasyikkan. Ja-young yang berdedikasi dan penuh semangat, Bo-ram yang nerdy dan menggemaskan, Yoo-na yang di balik kata-kata kasar serta kesan cuek sebenarnya menyimpan kepedulian tinggi.

Banyak bonding yang ditunjukan Samjin Company English Class, hingga akhirnya membuat film ini bias isu. Samjin Company English Class juga diangkat dari kisah nyata kejadian kebocoran Fenol oleh Doosan Electro-Materials Company di Nakdong River, Daegu pada tahun 1991. Tokoh Lee Ja-young juga dikabarkan merupakan tokoh nyata. Kamu bisa baca beritanya di sini.

No comments:

Post a Comment