-->
,

 


Film In Our Prime (이상한 나라의 수학자) merupakan film Korea yang dibintangi oleh Choi Min-sik (Forbidden Dream, I Saw The Devil, Oldboy), Kim Dong-hwi (Stranger 2), Park Byung-eun (Seobok, Eve, Kingdom S2) dan Park Hae-joon (The World of The Married, Beliver, Emergency Declaration). In Our Prime tayang serentak di Korea Selatan pada bulan Maret 2022 dan meraih lebih dari 500.000 penonton. Project ini merupakan debut Kim Dong-hwi di layar lebar sekaligus menjadi pemeran utama, tak tanggung-tangung ia langsung masuk nominasi Best New Actor pada Baeksang Arts Award ke-58 Mei lalu. 


Kisah In Our Prime (2022) berkutat pada para siswa baru di Donghun Academy. Sekolah Science ketermuka di Korea Selatan yang siswanya 100% masuk ke perguruan tinggi BIG 3 dan diproyeksikan untuk mengikuti olimpiade tingkat internasional. Sekolah elit ini memiliki berbagai jalur penerimaan siswa, mulai dari beasiswa prestasi dari keluarga tak mampu hingga jalur reguler khusus keluarga kaya tentunya dengan kecerdasan yang di atas rata-rata. Ketika siswa pandai dengan berbagai strata ekonomi ini dikumpulkan maka terjadilah pergulatan mental bagi si miskin yang terasingkan. Han Ji-woo (Kim Dong-hwi) salah satu dari si miskin yang merasakan pengalaman pahit ini. 




Han Ji-woo memiliki prestasi mentereng sejak kecil dan merupakan siswa langganan olimpiade. Meskipun ia memiliki background ekonomi yang serba cukup, ia tak kekurangan kasih sayang dari ibunya. Ayahnya meninggal ketika ia masih berusia 6 tahun, kemudian ibu Ji-woo berusaha menggantikan posisi ayahnya untuk mencari nafkah tanpa meninggalkan perannya sebagai ibu. Ji-woo pun berusaha membanggakan dan menaikkan derajat ibunya. Ia berhasil diterima di Donghun Academy dengan jalur beasiswa prestasi, namun ia menyadari bahwa ia tak cukup kuat beradaptasi di sana. Siswa dengan perekonomian lebih tinggi membullynya dan wali kelas menekannya untuk pindah sekolah karena prestasinya merosot (nilai matematika hanya mendapat 9/10). 


Ji-woo yang dijebak oleh teman-temannya mendapat hukuman skors asrama selama 1 bulan. Hidup pasca jam sekolahnya tak jelas hingga ia bertemu dengan Ri Hak-sung (Choi Min-sik), seorang pembelot Korea Utara yang menjadi penjaga sekolahnya. Ri Hak-sung merupakan orang berwatak kaku dan ketinggalan jaman. Ji-woo menyadari bahwa Hak-sung bukan orang biasa, tugas matematikanya tiba-tiba terisi penuh dengan jawaban yang benar ketika ia menginap di kantor Hak-sung. Ji-woo berusaha meluluhkan hati Hak-sung agar mau menjadi tutor matematikanya. Karena apabila ia tak mendapat nilai memuaskan pada UAS, maka ia tak akan mendapat kesempatan melanjutkan ke sekolah tersebut. Ia juga tak mampu untuk membayar bootcamp matematika seperti teman-temannya. 


Review In Your Prime (2022)

Review In Your Prime (2022)

Ri Hak-sung yang awalnya susah didekati, akhirnya bersedia membantu Ji-woo. Lambat laun hubungan mereka layaknya ayah dan anak, hingga suatu saat Ji-woo mengetahui rahasia kelam Hak-sung. Sebelumnya Hak-sung merupakan profesor matematika yang cukup terkenal secara internasional bahkan ia calon terkuat untuk mendapat penghargaan nobel. Dunia sedang mencarinya. Ia memiliki anak seumuran Ji-woo yang hidupnya singkat karena tak kuat hidup dengan tekanan sebagai pembelot di Korea Selatan. Niat Hak-sung saat itu hanya ingin masa depan pendidikan anaknya terjamin di Korea Selatan, namun ia buta situasi, ia terlalu mengejar impiannya hingga tak sadar bahwa anaknya sebenarnya sedang dalam kondisi tak baik-baik saja. Ya, anaknya dibully di sekolah hingga memutuskan bunuh diri.


Ji-woo berusaha membahagiakan Hak-sung dan Hak-sung merasakan seperti hidup kembali setelah bersama Ji-woo. Ia mengajarkan tentang arti hidup kepada Ji-woo melalui teori-teori matematika.


Pada ujian akhir sekolah, ujian matematika dibuat model olimpiade phytagoras yang nantinya menjadi ajang penentuan wakil untuk olimpiade phytagoras internasional. Ji-woo berhasil melalui ujian tersebut, namun ia mendapat fitnah oleh wali kelasnya sendiri. Wali kelasnya merupakan guru yang membuat kursus terselubung dengan menjual soal pada orang tua siswa kaya. Ji-woo terancam dikeluarkan. Lalu dimana Hak-sung ketika Ji-woo sedang dalam ancaman?


Review In Our Prime (2022)

Review In Your Prime (2022)

"인생이 얼마나 복잡한지 알게 된다면...."
Math is simple.
Can't you believe that math is simple?
When you realize how complicated life can be...

Music scoringnya memanjakan telinga banget! Salah satu OSTnya juga dibuat dari teori matematika. Kecintaan Ri Hak-sung dengan Johann Sebastian Bach membuat film ini terasa lebih indah karena sebagian scoringnya diambil dari karya Bach. Untuk visualnya, penonton juga dibuat terpukau dengan DOP-nya, komposisi warna dan objek bikin betah.


Untuk akting para pemain dan jalan cerita ngga perlu ditanyakan lagi. Film ini sepertinya salah waktu tayang karena Maret tuh lagi besar-besarnya pembatasan di Korea Selatan. In Our Prime sudah tayang di Netflix Korea dan langsung menempati trend No.1 dan hingga saat ini, selama 5 minggu, ia betah di TOP 10 Netflix Korea.


Baca juga: Review Drama Adamas (2022)


Aku cukup terpukau dengan Kim Dong-hwi karena ini debut aktingnya di usia 26 tahun, ia berhasil menjadi siswa kelas 10 yang sedang bimbang sekaligus semangat dengan kehidupannya. Visualnya mirip Bae Hyun-sung & Yoon Chan-young, sedangkan suara dan intonasinya mirip Kim Sung-cheol. Aku sampe mikir, "Lu kemana aja selama ini!?". Setelah aku kepo ternyata dia lebih fokus menyelesaikan kuliahnya dibanding karir akting. Ia sempat membintangi beberapa film, namun hanya sebagai cameo sepersekian detik dan sebuah film festival queer yang merupakan proyek kampus.


Film In Our Prime (2022) cocok untuk kamu yang ingin mencari prespektif lain dari sebuah rangkaian angka. Aku berharap setelah ini karir akting Kim Dong-hwi semakin bersinar. 



OSTnya yang dari teori matematika


,

Review Drama Korea Adamas

Drama Korea 'Adamas' merupakan drama baru tvN yang tayang setiap hari Rabu-Kamis menggantikan Eve. Adamas dibintangi oleh Jisung (Devil judge, Defendant, Kill Me Heal Me), Seo Ji-hye (Crashing Landing You, Kiss Sixth Sense), Lee Soo-kyung (Law School) dan Heo Seong-tae (Squid Game, Beyond Evil). Drama ini merupakan drama kedua dari sutradara Park Seung-woo yang sebelumnya menyita perhartian di karya debutnya yaitu Kairos. Sedangkan Adamas sendiri adalah drama debut dari penulis Choi Tae-kang.


Mari kita bedah dari sisi tim produksi. Drama Adamas diproduksi MAYS Entertainment bersama dengan Studio Dragon. Karya MAYS Entertainment sebelum ini ada Missing:The Other Side, Shooting Star, dan Welcome to Wedding Hell. Untuk Studio Dragon, kamu pasti sudah tidak asing dengar karya-karyanya. Penganggungjawab VFX dipegang oleh Eden Imageworks (Again My Life, Hometown Cha Cha Cha, Voice 4) sedangkan EXnya dikerjakan oleh U5K Imageworks (Happiness, Yumi Cells, Extraordinary Attorney Woo). 

Review Drama Korea Adamas

Drama Adamas bercerita tentang sepasang saudara kembar Ha Woo-shin seorang penulis buku terkenal dan Song Soo-hyun seorang jaksa cerdas. Hidup dan karakter mereka cukup berbeda. Ha Woo-shin digambarkan sebagai adik yang kalem dan memilih tinggal di apartemen, sedangkan Song Soo-hyun lebih suka tinggal di rumah mewah dengan karakter yang riang. Diam-diam mereka memiliki misi yang sama yaitu memecahkan misteri kematian ayah mereka. 


Dalam setting waktu di drama Adamas, saat ini Korea Selatan sedang berhadapan dengan RUU hukuman mati yang sebelumnya telah dihapus. Awalnya isu ini adalah isu klise, namun setelah didalami lebih lanjut, ternyata banyak misteri didalamnya. Salah satunya berhubungan dengan kematian Ayah si kembar. Ha Woo-shinlah yang tahu lebih dulu tentang kecurigaan ini, ia pamit kepada kakaknya bahwa ia akan menghilang selama satu bulan. Soo-hyun tidak bertanya apa yang sedang terjadi dan langsung menyetujuinya. 


Baca juga : Review Film Jepang 


Ketika Woo-shin mendekati si musuh, yaitu perusahaan besar bernama Haesong. Ia menyamar untuk menjadi penulis bayangan dari pimpinan Haesong, Pimpinan Kwon. Ia datang atas undangan internal mereka yang juga menjadi misteri siapa sosoknya. Woo-shin menyadari bahwa lingkungan Haesong penuh dengan tanda tanya. Ia berusaha menguak rahasia keluarga Kwon dan tentunya senjata yang dipakai untuk membunuh ayahnya, yaitu Adamas, sebuah panah bermatakan berlian. 

Review Drama Korea Adamas

Ketika Woo-shin sibuk menyamar, Soo-hyun didekati oleh seorang reporter muda Kim Seo-hee (Lee Soo-kyung) yang berusaha membongkar misteri dibalik kebijakan hukuman mati. Soo-hyun mendapati bahwa ada yang tidak beres dibalik kematian ayahnya. Ia mencoba menyelidiki saksi di masa lalu dan ia menemukan fakta bahwa kasus ini bukan kasus biasa. Nasibnya tak akan aman. 


Haesong Group sendiri memiliki banyak perusahaan dan ia juga yang menyeponsori pemilihan anggota dewan. Ia juga memiliki tim underground yang fokus membuat skenario dalam pemerintahan dan hukum, tim ini tak pandang bulu dalam menyelesaikan tugasnya, mereka bisa saja membunuh demi tujuan pimpinan tercapai. Anak kedua Haesong Group diisukan menjadi salah satu korban kejahatan keluarganya sendiri.

Lalu, apa peran Seo Ji-hye di sini? Penasaran? Tonton aja yuk!


Review Drama Adamas

Review Drama Korea Adamas

Akting Jisung menjadi berbagai karakter sudah tak perlu ditanyakan, amazing! Detail yang diberikan juga bikin aku 'Wow'. Jika dilihat, Woo-shin lebih kurus dibanding Soo-hyun dan suara Woo-shin lebih tipis dibanding Soo-hyun. Dari cara mereka berjalan pun berbeda. Hanya Jisung yang bisa memberi kualitas akting seperti ini.


First impressionku lainnya, drama ini memiliki visual yang mirip dengan drama Mine, mungkin karena setting tempatnya sama? Kalau di Mine kita dibuat ingat dengan air minum lelehan es kutup utara, nah kalau di sini masih belum ada branding dari keluarga kaya Haesong. Apakah sistem biometriknya?


Nama Adamas sendiri diambil dari dewa Adamas, dewa penaklukan Yunani dan pernah menjadi bagian dari 13 dewa Olympus, sekarang berkurang menjadi 12 sejak kematiannya. Adamas egois dan kejam. Dia menjadi marah setelah mengetahui bahwa adik bungsunya, Zeus, akan menjadi raja Olympus. Apakah yang membunuh anak bungsu Haesong adalah kakaknya?


Drama Adamas cocok buat kamu yang suka drama hukum dibalut kemewahan orang kaya dengan genre balas dendam. Kamu bisa menontonnya secara legak di Disney+ Hotstar! 


Baca juga : Review Juvenile Justice (2022)

,

Hai! Long time no see ya! Sering terjadi kita sebagai manusia mengalami fase 'idk ngerasa ngga semangat aja' dari hobi, contohnya beberapa bulan aku libur menulis review di sini. Sebenarnya, ngga hanya berhenti menulis, tapi juga sempat ngga ada semangat menonton drama maupun film Korea. Tulisan ini hanya berisi review singkat tontonanku selama bulan April - Juni. Semoga ada manfaatnya ya WKWKWK (kayaknya ngga ada)


Thailand Drama

Setelah Twenty Five, Twenty One berakhir, bisa dibilang ngga ada satupun drama Korea yang berhasil menarikku atau minimal membuat aku betah nonton hingga episode terakhir. Ngga ada angin apa-apa, tiba-tiba terbesit 'apa aku nonton drama Thailand aja ya?'. Isenglah nyari rekomendasi, dan 3 drama Thailand ini yang aku tonton hingga selesai.


Happy Birthday (2018) 
วันเกิดของนาย วันตายของฉัน 

review drama thailand

"Happy Birthday : Ketika hari bahagia seseorang harus menjadi hari duka bagi semua orang.”


Gara-gara keracunan Tik Tok, ini drama pertama yang aku tonton tepat setelah Twenty Five, Twenty One selesai. Bercerita tentang seorang remaja perempuan bernama Thannam (Mild Lapassalan) yang mengalami kehidupan yang tak mudah. Ia memutuskan untuk bunuh diri di hari yang sama dengan adik laki-lakinya, Tonmai (Pluem Purim), lahir. Ketika Tonmai berusia 17 tahun, ia mendapatkan hadiah kamar pribadi yang merupakan kamar bekas kakaknya. Konflik drama ini dimulai dengan Tonmai dapat melihat roh kakaknya sendiri. Tonmai ingin mengetahui alasan Thannam bunuh diri dan membantunya menyelesaikan masalah hidupnya. Seiring berjalannya waktu, Thannam dapat memasuki raga Tonmai, tapi fisik Thannam hanya dapat dilihat adalah orang terkasihnya. Namun, di tengah ketidakmasukakalan tersebut Tonmai mengalami banyak konflik, baik dengan keluarganya, kekasih kakaknya Tee (DJ Push), sahabatnya Noinha (Jan Ployshompoo), hingga kehidupan sekolah. 


Drama ini cukup dark bagiku. Dari awal episode kita sudah disuguhi adegan penuh emosi dan depresi. Thannam sekuat itu menahan sakit selama hidupnya, bersyukurnya si adik, Tonmai sesayang itu dengan kakaknya. Meski di sini Tonmai cukup merasakan kerugian seumur hidup karena kakaknya bunuh diri di hari kelahirannya, ia berusaha untuk membantu kakaknya mengurai benang kusut kehidupannya. 


Aku sebenernya ngga berekspektasi apa-apa ketika nonton Happy Birthday, tapi kok ya bikin nangis mulu ya? Awalnya aku hanya kenal DJ Push, karena pernah on-going dramanya bareng Baifern (The Fallen Leaf). Ternyata aku baru sadar kalo sebelumnya pernah nonton projectnya Mild berjudul 46 Days, sekali lagi karena ada Baifern-nya WKWK. Drama ini recommended banget buat kamu yang suka drama dark dan sendu-sendu. 


My Ambulance (2019)
รักฉุดใจนายฉุกเฉิน

review drama thailand


AKHIRNYA GUE NONTON INI!!! Aku tuh tipe yang ngga bisa nonton drama yang lagi hits banget ketika on-going, padahal dulu tuh hampir tiap hari dengerin OSTnya, tapi aku mencoba menahan ngga kena spoiler gitu ceritanya WKWKWK. Drama ini merupakan produksi Nadao Bangkok, yang dibintangi dua aktor dan aktris papan atas yaitu Mai Davika dan Sunny Suwanmethanont (Ya Allah susah banget ngeja namanya hiks).


My Ambulance bercerita tentang kisah sahabat jadi pacar antara Peng (Sunny) dan Tantawan (Davika). Mereka berpikir bahwa mereka lahir untuk ditakdirkan elalu bersama, hal ini dibuktikan dengan Tantawan yang tiba-tiba dianugerahi kekuatan magis teleportasi yang hanya bekerja ketika Tantawan membutuhkan Peng. Namun, setelah 15 tahun berpacaran, hubungan mereka melandai. Peng fokus dengan pekerjaannya sebagai dokter IGD, dan Tantawan hanya melakukan hal-hal bucin sebagai pacar Peng. Munculah seorang dokter intern muda bernama Chalam (Sky Wongravee) ke dalam kehidupan mereka. Bersamaan dengan kekuatan magis antara Peng dan Tantawan melemah, justru kekuatan tersebut berbagi dengan Chalam. Tantawan berusaha positive thinking, namun setiap membutuhkan Peng, Chalam justru selalu hadir membantunya. Lalu bagaimana endingnya? Langsung aku kasih spoiler, ya sama Chalam-lah! WKWK


Drama ini bagus dan worth banget! Meski storylinenya agak random tapi masih sangat bisa dinikmati. Lucunya dapet, sadnya oke dan romantisnya juga ngga kalah bikin senyum.


KinnPorsche (2022)
คินน์ พอร์ช เดอะซีรีส์


Drama thailand pertama yang tahun ini aku tonton secara on-going setelah 46 Days tahun lalu. Aku ngga akan menjabarkan ceritanya, karena ya ... you know ini tontonan dosa. So, aku hanya akan review saja. 


Untuk proyek debutan dari sebuah rumah produksi baru, ini terlalu bagus! Cinematography, colorist, style, pemilihan OST, bahkan chemistry all of actors-nya sebagus itu. Sempet amazing sih, 'how?'. Kalau misal BOC tetap bisa mempertahan kualitas, aku yakin bakal bisa segede GDH atau Nadao Bangkok sih. 


Japanese Drama

Ada lumayan banyak drama Jepang yang aku tonton selama periode ini, baik on-going maupun drama lama. Karena ya karena memang nyaman dan belum bosen mengikuti drama jepang. Mereka selalu ngasih banyak pilihan genre setiap musimnya. And, ini tontonanku selama hiatus drama Korea.


The Files of Young Kindaichi 5 (2022)

review drama jepang


Siapa yang ngga asing dengan Detective Kindaichi? Yup, ini versi terbarunya. Detective Kindaichi versi ini dibintangi oleh aktor muda yang sedang naik daun Shunsuke Michieda sebagai Hajime Kindaichi dan Moka Kamishiraishi sebagai Miyuki Nanase, dan juga didampingi aktor kawakan Ikki Sawamura sebagai detektif polisi Isamu Kenmochi. Pada Detective Kindaichi versi ini, kasus-kasus yang diangkat memiliki latar cerita budaya dan mitos masyarakat setempat. Hajime berusaha memecahkan dan membuktikan bahwa mitos hanyalah mitos biasa, pembunuhan hanya bisa dilakukan oleh manusia. 


Involvement in Family Affairs (2022)
Yangotonaki Ichizoku

review drama jepang


Drama ini termasuk sinetron banget dan ala cinderella, bukan genre yang biasa aku nikmati tapi aku suka WKWKWK. Kisahnya dimulai dari kisah cinta antara Sato Shinohara (Tao Tsuchiya) seorang anak yatim dari keluarga biasa yang menjalankan kedai jeroan bersama ibunya dan Kenta Miyama (Kouhei Matsushita) anak kedua dari Miyama Group, perusahaan terkaya No. 1 selama sekian abad. Miyama Group sendiri memiliki 3 anak laki-laki dan 1 anak perempuan, namun hanya Kenta yang masuk kualifikasi sebagai penerus kerajaan Miyama Group. Keluarga Kenta menentang keras pernikahan mereka, karena tradisi Miyama hanya boleh menikah dengan keluarga berstrata tinggi. Kenta & Sato berusaha keras agar diterima di keluarga besar Miyama. 


Sato dengan kemurnian hatinya berhasil meluluhkan satu per satu anggota keluarga Miyama, namun di saat semua hampir sempurna, Kenta mengalami amnesia. Sinetron banget kan? WKWK. Meski drama ini memiliki rating biasa saja (5-7%) tapi aku masih bersedia setia menonton on-going drama jepang ini, bahkan sampai langganan Bagikuy. Kelebihan utama Yangotonaki Ichizoku menurutku ada pada chemistry Tao Tsuchiya dan Kouhei Matsushita. 


Don't Call it Mystery (2022)
Mystery to Iu Nakare


Sebagai fansnya Masaki Suda, pasti ngga boleh melewatkan drama ini! Mystery to Iu Nakare bercerita tentang seorang mahasiswa Kriminalogi (apa magister psikologi ya?) bernama Totono Kuno (Masaki Suda) yang tiba-tiba berurusan dengan polisi karena kasus pembunuhan di daerah lingkungannya tinggal. Dengan kemampuan dan bakatnya, ia membantu polisi untuk memecahkan kasus demi kasus yang masih menjadi tanda tanya. Meskipun drama ini bergenre crime detective, namun comedy lightnya masih dapet. Apalagi tiap Totono masak kare.


DCU: Deep Crime Unit (2022)


Jepang selalu ngga kehabisan ide dalam proyek drama dengan background polisi dan kedokteran. DCU bercerita tentang misteri dan kasus yang ditangani unit kepolisian dan penjaga pantai. DCU memiliki kemampuan menyelam dan memecahkan misteri yang berhubungan dengan air dan danau. Drama ini dibintangi banyak aktor terkenal, yaitu Hiroshi Abe sebagai Kepala Unit, Masayoshi Niina, Ryusei Yokohama sebagai Haruki Seno dan Anne Nakamura sebagai Takako Nariai. Sudah dipastikan ratingnya tinggi karena genre seperti ini favorit masyarakat Jepang, saya juga sih. 


Police in a Pod (2022)
Hakozume: Tatakau! Koban Joshi


Hakozume merupakan drama yang diadaptasi dari manga dengan judul yang sama. Ini drama tahun lalu sih, baru aku niatkan nonton bulan Juni kemarin. Semakin dibuat penasaran karena Hakozume meraih banyak penghargaan tahun lalu. 


Drama ini menceritakan tentang dua wanita yang bekerja di sebuah kantor polisi kecamatan (apa ya membahasakan kecamatan wkwk). Kawai Mai (Mei Nagano) adalah seorang polisi muda yang bercita-cita memiliki penghasilan tetap. Di sisi lain, Fuji Seiko (Erika Toda) adalah ace cantik dari divisi kriminal tetapi dikirim untuk bekerja di kantor polisi kecil karena karakternya sebagai pemimpin tidak membuat nyaman. Mereka memiliki karakter dan tujuan yang sangat berbeda tetapi perlahan membangun kepercayaan dan chemistry untuk melayani masyarakat. Aku ngga pernah berekspektasi Mei Nagano bisa satu proyek dengan Erika Toda.


Cherry Magic (2020)
30sai made Dotei dato Mahotsukai ni Narerurashii


Buat yang masih nyaman nonton drama BL persahabatan antarlelaki tapi ringan dan menonjolkan character development dan kualitas cerita, ini BEST sih! Dah, gitu aja WKWK. Produksi drama ini juga terbilang niat karena kualitasnya seperti drama konvesional pada umumnya. Fashion stylistnya juga sangat memanjakan mata.


Korean Drama

review drama korea 2022


Nah, bisa dibilang setelah Twenty Five, Twenty One tamat. Aku sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menonton on-going beberapa drama, seperti Our Blues, Tomorrow dan Again My Life. TAPI, ngga ada yang selesai. Beneran stuck di episode sebelum 10, itu pun nontonnya skip-skipan. Tapinya lagi, aku nonton marathon Military Prosecutor Doberman. Semangatku menonton drama Korea baru kembali setelah Yumi Cells Season 2 tayang dan disusul Extraordinary Attorney Woo. Sekarang aku fokus nonton dua drama Korea itu dan menyelesaikan satu drama China berjudul Detective L.


Aku sempat juga keranjingan dengan proyek yang diangkat dari karya Agatha Cristie dan beberapa film Jepang (kalian harus nonton Soshite, Baton wa Watasareta, itu bagus banget!). Kira-kira aku harus review apa ya setelah ini?


Jangan lupa check review lainnya di sini yah! 

,

Juvenile justice review

Aku akhirnya selesai menonton Juvenile Justice. Drama comeback dari Kim Hye-soo, Kim Moo-yeol & Lee Sang-min. Trio aktor yang kualitasnya ngga diragukan lagi. Di sutradari oleh Hong Jong-chan (Life, The Most Beautiful Goodbye, Dear My Friends) dan ditulis oleh Kim Min-seok. Juvenile Justice merupakan Netflix Original Series. 


Juvenile Justice sebenarnya cukup dark, karena menggambarkan tragedi anak-anak dibawah umur. Kisahnya dimulai dari Hakim Sim Eun-seok (Kim Hye-soo) yang dipindahkan ke divisi kasus kriminal yang melibatkan remaja dan anak-anak. Hakim Sim dikenal tegas dan tak segan-segan memberikan hukuman maksimal bagi setiap kasus yang ditanganinya. Ia sangat membenci kejahatan yang dilakukan oleh anak-anak, karena si pelaku tak akan mendapat hukuman setimpal sekalipun yang mereka lakukan adalah kejahatan fatal.

Juvenile justice review

Juvenile justice review

Hakim Sim tidak sendiri, ia satu ruangan dengan Cha Tae-joo. Hakim junior yang lembut, baik hati dan penyayang. Mereka dikepalai oleh Hakim Kang (Lee Sang-min), seorang Hakim yang cukup terkenal karena sudah 22 tahun berkarir dan sering mendapat undangan menjadi panelist di televisi. 


Juvenile Justice memiliki 10 episode dan 8 kejahatan yang dirangkum menjadi 6 kasus. Untuk detail per kasusnya, kalian bisa menontonyya sendiri HAHAHA. Semua kasus di Juvenile Justice diambil dari kasus nyata di Korea Selatan. Aku nyoba merangkum sedikit, kalo kamu kepo, bisa search di google yah!

Juvenile justice review

Incheon Elementary School Murder Case

Seorang remaja cewek usia 16/17 tahun menculik dan membunuh seorang anak perempuan berusia 8 tahun. Mayatnya ditemukan pada tanggal 24 Maret 2017. Sangat mirip dengan versi penggambaran di drama, si pelaku bertemu dengan korban di taman Yeonsu-gu. Si mayat korban juga di mutilasi dan dibungkus menjadi 2 kantong kresek, kemudian diletakan di water tank di rooftop apartemen. Ia mendapat hukuman penjara selama 15 tahun.

Sumber: Klik


Sookmyung Girls' High School Exam Paper Leak Case

Pelakunya ngga sebanyak di drama. Dan memang benar adanya, bahwa pelaku adalah dari kalangan keluarga kaya. Kasus ini sering disebut Sookmyung Twin Sister. Sookmyung Girls' High School sendiri adalah sekolah elit di wilayah Gangnam. Ayah dari anak kembar tersebut adalah seorang guru di sekolah yang sama dengan kedua putrinya. Awal ketahuannya bukan dari sesama guru, melainkan dari wali murid yang curiga dengan perubahan ranking secara drastis dari kedua anak tersebut. Si ayah dihukum, sedangkan kedua putrinya mendapat bimbingan dari pengadilan.

Sumber: Klik


Daejeon Middle School Student Rental Car Theft Accident

Kasus ini dikenal dengan nama Chokbeop Boy. Pada tanggal 29 Maret 2020, Daejeon Dongbu Police menangkap 8 anak berusia 13 tahun yang ketahuan mengendarai mobil tanpa menggunakan SIM dan mobil curian dari jasa rental. Persis seperti di drama, mereka berusaha kabur dan menabrak seorang pengendara motor hingga meninggal. 

Kasus ini membuat masyakarat marah dengan UU Pembatasan Hukuman terhadap kejahatan di bawah usia 14 tahun. Mereka membuat petisi untuk merevisi UU ini, hingga terkumpulah lebih dari 1 juta tanda tangan. 

Sumber: Klik


Yongin Apartment Brick Throwing Death Case

Pada bulan Oktober 2015, seorang wanita berusia 55 tahun meninggal di tempat akibat terkena batu bata dan juga ditemukan wanita 29 tahun yang cedera parah akibat hal yang sama. Pelaku dari kasus ini adalah anak berusia 9 tahun dan 11 tahun. Alasan mereka melakukan hal itu sama dengan di drama, yaitu ingin mempraktekan materi gravitasi.


Incheon Middle School Gang Rape

Kisah aslinya ada dua kejadian yang sama-sama terjadi di Incheon pada Februari 2018 dan Desember 2019. Keduanya memiliki kesamaan yaitu pelaku berusia dibawah 15 tahun. Sesuai UU, mereka tidak akan mendapat hukuman berat. Untuk korban 2018 telah melakukan bunuh diri, 5 bulan setelah kasus tersebut mencuat, dia mengalami trauma berat dan depresi karena lingkungannya tak menerimanya. 

Sumber: Klik


(Review) Netflix Juvenile Justice (2022)


First of all, sebagai fans drama bergenre hukum, drama ini ada keanehan. Yaitu letak tersangka ketika diadili kok di tengah ruangan menghadap hakim ya? Bukannya harusnya di sebelah kanan hakim dan saling berhadapan dengan jaksa? Agak mengganggu mata, tapi masih bisa dimaafkan.


Chemistry antara Kim Moo-yeol dan Kim Hye-soo disini beneran terasa. Meski karakter mereka bertolak belakang di drama ini, namun hubungan Hakim Sim & Hakim Cha memberikan aku insight banyak dari cara mereka menyelesaikan kasus. Setiap kalimat apa yang diucapkan Hakim Sim juga penuh arti, meski penampakannya seperti tak peduli.

Banyak banget hikmah dan pelajaran dari Juvenile Justice, ada satu kalimat yang membekas di aku.

"Anak tidak bisa tumbuh sendirinya" - Hakim Sim

Karena bagaimana pun, apa yang terjadi pada si anak, merupakan sebab-akibat dari apa yang terjadi di lingkungannya. Keluargalah yang paling dekat, sehingga pembentukan karakter dan cara pandang tentunya berawal dari sana. Apabila keluarganya tak baik-baik saja, pasti akan meninggalkan luka terhadap si anak. Dari luka tersebut dapat berubah menjadi berbagai bentuk, salah satunya kejahatan. 

Juvenile justice review

Applause setinggi-tingginya untuk akting Kim Hye-soo! Semua emosi beneran bisa tersampaikan dengan baik ke penonton, apalagi setiap perubahan emosi terlihat dari sorot matanya. Overall, Juvenile Justice berhasil memberikan efek hangover ke aku untuk beberapa hari, sambil nunggu hari Sabtu yang penuh drama bagus. 

,
Review AI love you 2022

Siapa yang gagal move on dari film Thailand A Little Things Called Love? Cung! Siapa yang pengen banget ada season 2nya? SAYAA!! Sayangnya, bak berharap pada rembulan, menanti season 2 dari film itu kayak ngga mungkin banget. 

Nah, Netflix berhasil menggaet dua pemain utama A Little Things Called Love yaitu Baifern Pimchanok dan Mario Maurer untuk beradu peran kembali di original movie Netflix berjudul AI Love You a.k.a Laser Candy. Film ini bercerita tentang masa depan dimana AI robot akan berdampingan dengan aktifitas manusia. Lana (Baifern) adalah seorang product designer di sebuah agensi iklan dan Bob (Mario) merupakan programmer pengembangan teknologi AI terkemuka. 

Review AI love you 2022

Review AI love you 2022

Konflik bermula dari Lana yang tak kunjung mendapat pasangan dan ia terjebak dengan hubungan aneh dengan asisten robot AI di kantornya yang bernama Dob. Dob bukan sembarang AI robot, karena ia memiliki perasaan terhadap Lana. Hal yang tidak seharusnya terjadi ini membuat code-code pada pemrograman Dob perlu direset ulang. Bob yang sebelumnya pernah berkencan buta dengan Lana ditugaskan untuk memperbaiki Dob. Malapetaka terjadi, Dob yang keras kepala akhirnya menguasai isi otak Bob. Sehingga, Bob dikuasai penuh oleh Dob. Ia mencari cara agar cintanya kepada Lana tersampaikan. 

Review AI love you 2022

Lana pun mulai jatuh cinta terhadap Bob versi Dob. Namun, ia merasakan ada yang ganjil dengan Dob maupun Bob. Di sisi lain, apa yang dilakukan Dob diketahui oleh orang-orang yang memiliki kekuasaan dalam teknologi. Mereka berusaha melenyapkan Dob dalam diri Bob. Lalu berhasilkah?

AI Love You bisa dikatakan bukan film murni Thailand. Kalo kamu pecinta film hits Thailand, akan kerasa banget ngga-thailandnya (Film ini memiliki unsur komedi khas Thailand yang minim banget). Sutradaranya adalah Philip Gellat, penulis dari cyber-punk cartoon Love Death+Robots (2019) dan Stephan Zlotescu yang sebelumnya memproduksi short movie True Skin. Production House AI Love You sendiri juga bukan dari Thailand, yaitu Warner Bros dan Amazon Studio. Waah, gilasih luar negeri banget ga sih? Berarti bagus dong? BIG NO!

(Review) Thailand Movie: AI Love You (2022

Reuni Baifen dan Mario Maurer sudah sangat dinantikan oleh masyarakat Asia, karena memang sesukses itu A Little Things Called Love. Butuh 11/12 Tahun mereka untuk dipersatukan dalam 1 proyek kembali. Namun, jangan berekspektasi tinggi. Karena chemistry mereka jauh lebih terasa di A Little Things Called Love dibandingkan di AI Love You. Akting Mario di sini memang bagus, namun kelelep Baifern yang memiliki screentime lebih. Konsep AI seolah-olah hanya sebagai pemanis saja. Special effect yang mumpuni tak diikuti dengan kualitas alur ceritanya. 

Intinya, sebenarnya jangan terlalu berharap atau berekspektasi tinggi dengan film ini.

Jujur, setelah 40 menit, film ini kehilangan arah dan random banget (gimana ceritanya manusia bisa download kekuatan robot?), ketika dipaksakan nonton sampai selesai bakal ada sensasi ngantuk haha.